RSS

Sejarah APKOMINDO

Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) dibentuk dari berkumpulnya lebih dari 300 pengusaha komputer baik yang berdomisili di Jakarta maupun yang secara khusus datang dari berbagai daerah di Indonesia untuk hadir dalam acara Ulang Tahun ke-5 PT. HL Enterprise di Golden Ballroom Grand Hyatt - Jakarta pada tanggal 20 September 1991.
Pengusaha-pengusaha ini melihat makin luasnya pasar komputer di Indonesia dan makin cepatnya perkembangan teknologi komputer serta makin banyaknya pengusaha komputer yang bergerak di berbagai sektor dan beraneka ragam segmen, menjadikan problema yang makin hari makin kompleks yang bisa merugikan sesama pengusaha sendiri. Kendala yang dihadapi waktu itu antara lain :

  • Kurangnya komunikasi antar pengusaha menyebabkan penyebaran arus informasi menjadi kurang lancar;
  • Kurangnya kerja sama sesama pengusaha menimbulkan ekonomi biaya tinggi dalam kegiatan promosi maupun pendistribusian barang;
  • Kurang lancarnya hubungan antara pengusaha komputer dengan pihak pemerintah.
Sonny Franslay sebagai pemrakarsa Apkomindo (Asosisasi Pengusaha Komputer Indonesia) , mengusulkan terbentuknya Apkomindo sebagai organisasi yang berskala nasional dan bersifat non-profit. Seluruh pendapatan asosiasi yang didapatkan dari iuran anggota akan dipakai sepenuhnya untuk membiayai kegiatan asosiasi. Beberapa nama yang patut dicatat sebagai founding fathers dari Apkomindo adalah Ir. Chris Irwan Japari, Ir. Wiriadi Tirtariyadi, Ir. Kunarto Mintarno, Efendi Ruslim, John Franco, Jackson Ong, Agus Setiawan dan Alm. Daniel Tjahyadi.
Setelah melakukan persiapan seperlunya, pada tanggal 13 Desember 1991, dilangsungkan Rapat Perdana Apkomindo bertempat di Golden Ballroom - Hotel Hilton, Jakarta - yang sekaligus menandai lahirnya Apkomindo. Rapat perdana ini dipimpin oleh Ketua Umum Apkomindo terpilih yaitu Sonny Franslay.
Juni 1992, asosiasi mengkoordinir pengusaha dari Indonesia mengunjungi pameran Computex di Taiwan, dan telah diterima oleh asosiasi di sana, dan pertama kali pula rombongan Apkomindo diajak menghadiri konferensi pengusaha komputer dunia di Hotel Yuen San Taipei untuk mewakili Indonesia. Apkomindo juga telah menjadi anggota South East Asia Technology Organization yang berpusat di Taipei. Pada acara Executive Round Table Meeting waktu itu, Apkomindo diwakili oleh Sonny Franslay, Eddy Liew dan Daniel Tjahyadi. Pada acara tersebut, Apkomindo mendapat undangan untuk berpidato selama 15 menit di Comdex - Las Vegas untuk mewakili Indonesia. Karena kesibukan di Indocomtech 1992, tidak ada satu pun dari Pengurus yang dapat menghadiri Comdex, sehingga Apkomindo mengutus Rudy Rusdiah sebagai observer.
Pada tanggal 14 - 22 Nopember 1992 Apkomindo menyelenggarakan Pameran Komputer yang pertama dan terbesar di Indonesia yang dinamakan Indocomtech bertempat di Kemayoran, yang diresmikan oleh Bapak Ir. Hartarto, Menteri Perindustrian pada saat itu Pada Indocomtech 1992 tersebut, terdapat acara spektakular yaitu TVM Giant Wall dimana 300 unit komputer monitor berhasil dihubungkan dengan 1 jaringan sistem yang dikendalikan dalam 1 server dan telah tercatat di MURI.
Mengunjungi Computex - Taiwan dan menyenggarakan Indocomtech menjadi kegiatan rutin tiap tahun yang dikoordinir oleh Apkomindo, disamping mengadopsi perkembangan mutahir teknologi bidang IT luar negeri, juga memperkenalkan potensi industri bidang IT di Indonesia. Jadi kegiatan-kegiatan tersebut mengemban misi komunikasi dua arah dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bersifat memberikan nilai tambah kepada para pengusaha yang tergabung dalam APKOMINDO maupun kegiatan lainnya yang memberikan konstribusi atau partisipasi terhadap pembangunan industri bidang IT di Indonesia (kegiatan-kegiatan tidak dapat dirinci dalam lembaran ini).
Pasang Surut Organisasi
Perjalanan asosiasi tidak semulus yang diduga semula, karena sesuatu hal, kesalah pahaman memicu sebagian teman menuntut pembubaran asosiasi, namun berkat kegigihan pengurus dan yakin pada kebenaran, akhirnya asosiasi dapat melewati masa kritis dan menjadi lebih solid hingga hari ini.
Peristiwa kerusuhan medio Mei 1998 merupakan malapetaka besar bagi pengusaha komputer di pusat komputer daerah Glodok Jakarta, setelah dijarah dan dibakar habis, berkat kegigihan berusaha dan kepercayaan yang didapat dari supplier, selangkah demi selangkah teman-teman ini akhirnya bisa bangkit kembali tanpa mendapat bantuan dana dari pemerintah.
Pada tanggal 17 Januari 1995, melalui wewenang dan keputusan Musyawarah Nasional Apkomindo, DPP Apkomindo berhasil menyempurnakan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Apkomindo. Sonny Franslay menjabat sebagai Ketua Umum DPP Apkomindo selama dua periode dari tahun 1991-1999. Pada periode kepengurusan 1999-2002, Hidayat Tjokrodjojo terpilih sebaqai Ketua Umum DPP Apkomindo yang ke dua.
Selain acara rutin setiap tahun mengunjungi pameran komputer Computex - Taipei dan Comdex - Las Vegas serta menyelenggarakan pameran Indocomtech, untuk menambah wawasan, pada pertemuan anggota, asosiasi juga telah mengundang pakar-pakar di bidangnya untuk berdiskusi. Pada acara pertemuan-pertemuan lain, dalam suasana santai anggota bisa saling tukar informasi bisnis dan teknologi. Asosiasi juga kerap kali mengadakan berbagai pelatihan tanpa memungut biaya bagi anggota.
Bowling dan bulu tangkis adalah kegiatan olah raga yang sangat digemari sebagian anggota setelah stress seharian, setiap minggu secara rutin kegiatan ini dilaksanakan. Untuk lebih mengakrabkan sesama keluarga anggota, Apkomindo juga telah mengadakan beberapa kali kegiatan rekreasi, seperti Tea Walk di Gunung Putri - Bogor, Arung Jeram di sungai Citarik dan Paint Ball Games Battle of the Year di Bumi Serpong Damai pada Nopember 2001, yang tentunya akan meninggalkan kesan menarik tersendiri.
Setelah krisis, terutama gonjang-ganjingnya nilai tukar Rupiah, mengakibatkan transaksi komputer dilaksanakan dalam mata uang USD, tingginya biaya jasa antar bank sudah tidak sebanding dengan tipisnya margin yang didapat, tercetuslah ide ”Satu Bank”, yaitu asosiasi bekerjasama dengan satu Bank terpilih, anggota ramai¬ramai menjadi nasabahnya, sehingga transaksi antar sesama anggota dapat dipusatkan pada Bank tersebut, selain menghemat biaya transfer, dananya juga bisa langsung pindah buku.
Bukan Cuma Jualan
Anggota asosiasi tidak hanya ber-konsentrasi pada bisnis, kegiatan aksi sosial juga tidak dilupakan, selain membagi bingkisan sembako kepada penduduk yang sangat membutuhkannya pada masa krisis pangan tiga tahun lalu, Februari 2002, asosiasi kembali mengumpul-kan sumbangan untuk disalurkan kepada penduduk  tak mampu yang mengalami musibah banjir. Selain itu, kegiatan donor darah dari anggota Apkomindo ke PMI yang dilaksanakan tahun 2001 juga akan menjadi salah satu kegiatan rutin asosiasi.
Untuk menambah wawasan pengetahuan Internet, pakar internet Dr. Onno W. Purbo telah menyumbangkan artikel-artikelnya dan asosiasi mentransfernya ke dalam bentuk CD-ROM. CD-ROM yang diberi judul ”Mencerdaskan Bangsa” itu dibagikan secara cuma-cuma terutama kepada pelajar dan mahasiswa di seluruh Indonesia. Melalui Gerakan Nasional Sadar HAKI, asosiasi telah bekerjasama dengan Trustix untuk menerbitkan CD-ROM yang juga dibagikan secara gratis kepada masyarakat.
Menghadapi kriminal penipuan yang menggunakan teknik serta teknologi canggih, pengurus asosiasi dan Ibu Judith dari Majalah Forum telah mengadakan pertemuan dengan pihak Polda Metro Jaya, gagasan program Sahabat Polisi telah mendapat dukungan positip dari pihak Polri. Salah satu kepercayaan pemerintah terhadap asosiasi, adalah dengan terakreditasinya Badan Sertifikasi Apkomindo untuk bidang komputer dan peralatannya, dimana merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan surat Tanda Dattar Rekanan, dalam keperluan pelaksanaan tender proyek pengadaan komputer kebutuhan pemerintah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar